Monday, September 5, 2011

The G-String Murders, by Gypsy Rose Lee

The G-String Murders is one of those books that is eclipsed by the fame of its author, in this case the most famous strip-tease artiste of them all, Gypsy Rose Lee.

For many years it was claimed that the book was ghost-written by successful mystery writer Craig Rice (a pseudonym used by Georgiana Ann Craig). It now seems to be generally accepted that in fact Gypsy Rose Lee wrote the book herself. Actually it’s fairly obvious that she did - the book is quite rough round the edges, the pacing is not quite right, the plot is ingenious but perhaps too ingenious. In other words it reads like a first-time novel by someone who was not a professional writer.

On the other hand it’s not without entertainment value. Gypsy Rose Lee might not have been the world’s most accomplished mystery writer but she certainly knew the world of burlesque. The novel is set entirely within that world and she brings it vividly to life, in all its seedy but fascinating glamour.

The heroine of the novel is a stripper named Gypsy Rose Lee, working in a burlesque theatre in New York. Things are going reasonably well for her, she’s in love with one of the comics (burlesque was as much about comedy as it was about strip-tease), and she’s fairly successful. And then one of the other strippers is murdered. Strangled with a g-string. That’s bad enough, but a second murder soon follows, with the same murder weapon.

Gypsy and her boyfriend Biff play amateur detective, which is just as well since the police aren’t having too much success. There’s no shortage of suspects, but there’s no obvious linkage between the two murders even though they were clearly committed by the same person, and this makes it very difficult to find a suspect with a sufficiently good motive for both slayings.

The book sold extremely well when it came out in 1941, although a second mystery novel, Mother Finds a Body, failed to repeat this success. The G-String Murders was filmed in 1943 as Lady of Burlesque (the film starred Barbara Stanwyck and it’s worth seeing).

The atmosphere and the details of life in burlesque are the book’s strengths and they’re enough to make it a worthwhile read.

2 comments:

  1. Apa Beda G-String dan Thong?

    Belanja celana dalam bagi perempuan tidak sesulit membeli bra. Kebanyakan pilihan umumnya berdasarkan kesukaan dan apa yang paling nyaman untuk Anda. Potongan yang paling nyaman, bahan apa yang paling enak pada kulit Anda, serta desain corak yang ada. Berikut adalah penjelasan dari beberapa jenis celana dalam perempuan yang diterangkan oleh Jill Martin, presenter televisi, serta pengarang Fashion for Dummies:

    Briefs
    Adalah tipe celana dalam yang paling umum dan paling senang dikenakan, karena ia menutupi seluruh bagian bokong hingga ke depan, dan jahitan tepat di lipatan paha atau lebih tinggi. Saat ini sudah ada potongan brief yang menutupi bagian perut untuk mengkontrol bagian perut.

    Bikini
    Menawarkan konsep serupa dengan briefs, tapi tak menutup bokong sepenuh brief.

    Thong
    Di awal tahun 1990an, celana dalam jenis thong mulai bermunculan. Alasannya, celana dalam ini meminimalisir garis pinggir celana dalam pada bagian bawah bokong terlihat di bagian luar celana atau rok yang dikenakan. Umumnya, di bagian belakang celana thong, hanya ada penghubung berupa sepotong kain yang menghubungkan antara karet pada bagian belakang celana dalam dengan bagian depan celana dalam. Wanita yang mengenakan thong mengaku merasa nyaman mengenakan thong, karena mereka tahu, garis celana dalamnya tidak akan nampak di luar. Karena hanya menutupi sedikit dari bagian bokong, celana dalam ini justru akan membantu bokong Anda terlihat lebih bagus, karet garis pinggir celana dalam tidak ada untuk membuat "gumpalan-gumpalan" daging.

    G-String
    G-string mirip dengan thong, hanya saja konektornya tidak berupa potongan kain, melainkan berupa garis tipis saja. Bagian pinggangnya pun umumnya terbuat dari karet atau tali tipis. Bagian depan celana dalamnya masih berbentuk segitiga, dan bagian bokong nyaris tak tertutup sama sekali.

    Boy short
    Tipe celana dalam ini memberikan penutupan akan seluruh bagian bokong, seperti celana pendek. Celana semacam ini juga meminimalisir penampakan garis pinggir celana dalam karena pinggirannya cukup panjang, hanya saja, karena bentuknya cukup panjang dan banyak kain, saat mengenakan celana, bagian bawah celana dalam ini sering tergulung, dan justru memperlihatkan lipatan celana dalam ini.

    Celana dalam seamless
    Celana dalam ini menggunakan bahan spandex untuk menjaga agar celana dalamnya tidak "kemana-mana", dan sangat tipis, bentuknya bisa berupa briefs, namun bagian pinggir jahitannya sangat tipis, bahkan kadang tak ada, untuk mengurangi "penampakan" garis celana dalam di bagian luar celana atau rok.



    Diposkan oleh : http://endangkonveksi.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete